Gerakan beladiri ninjutsu hanya tendangan, lemparan, patahan, dan  serangan. Kemudian dilengkapi dengan teknik pertahanan diri seperti  bantingan, berputar dan teknik bantu seperti meloloskan diri, mengendap,  dan teknik khusus lainnya. Namun, dalam praktiknya ninja menghindari  kontak langsung dengan lawannya, oleh karena itu berbagai alat lempar,  lontar, tembak, dan penyamaran lebih sering digunakan. Berbeda dengan  seni beladiri lain, ninjutsu mengajarkan teknik spionase, sabotase,  melumpuhkan lawan, dan menjatuhkan mental lawan. Ilmu tersebut digunakan  untuk melindungi keluarga ninja mereka. Apa yang dilakukan ninja memang  sulit dimengerti. Pada satu sisi harus bertempur untuk melindungi, di  sisi lain ninja harus mengutamakan kecerdikan saat menggunakan jurus  untuk menghadapi lawan. Di sisi lain ajaran ninpo memberi petunjuk bahwa  salah satu tujuan ninjutsu adalah mengaktifkan indra keenam mereka.  paduan intuisi dan kekuatan fisik pada jangka waktu yang lama  memungkinkan para ninja untuk mengaktifkan indra keenamnya. Sehingga  dapat mengenal orang lain dengan baik dan mengerti berbagai persoalan  dalam berbagai disiplin ilmu.
Di dalam ninpo terdapat teknik beladiri tangan kosong (taijutsu),  teknik pedang (kenjutsu), teknik bahan peledak dan senjata api  (kajutsu), teknik hipnotis (saimonjutsu), dan teknik ilusi(genjutsu).  Pada aliran Togakure Ryu dikenal adanya latihan olah energi yang disebut  Kuji Kiri. Prinsipnya adalah penggabungan antara kekuatan fisik dan  mental. Penyaluran energi yang tepat dari tenaga kuji kiri dapat  bersifat menghancurkan, namun di sisi lain jika digunakan untuk olah  pikir dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang pelik.
Ninjutsu akan sia-sia jika ninja tidak memiliki mental dan spiritual  yang kuat. Untuk itu ninja harus menguasai Kuji-in, yaitu kekuatan  spiritual dan mental berdasarkan simbol yang terdapat di telapak tangan  yang dipercaya menjadi saluran energi. Simbol di tangan di ambil dari  praktik pada massa awal penyebaran agama Buddha.  Kuji-in digunakan untuk membangun kepercayaan diri dan kekuatan seorang  ninja. Kuji-in mampu meningkatkan kepekaan terhadap keadaan bahaya dan  mendeteksi adanya kematian.
Dari 81 simbol yang ada, hanya 9 yang utama, yaitu rin(memberi  kekuatan tubuh), hei (memberi kekuatan menyamarkan kehadiran seseorang),  Toh (menyeimbangkan bagian padat dan cair pada tubuh), sha (kemampuan  menyembuhkan), kai(memberi kontrol menyeluruh terhadap fungsi tubuh),  jin(meningkatkan kekuatan telepati), retsu (memberi kekuatan  telekinetik), zai (meningkatkan keselarasan terhadap alam), dan zen  (memberi pencerahan pikiran dan pemahaman). Seorang ninja akan menjadi  master sejati dengan menguasai simbol-simbol ini.
Walaupun terdapat banyak keluarga ninja di Jepang, baru sekitar tahun  enam puluhan keluarga ninja baru dapat di dekati oleh orang luar. Pada  tahun 1960 televisi jepang menayangkan laporan dokumentasi dan sejarah  ninja. Setelah itu salah satu aliran yang dapat membuka diri dan  memperkenalkan ninja ke dunia luar adalah aliran togakure-ryu dengan  pewaris dari generasi ke 34, masaaki hatsumi,.yang profesi  sehari-harinya adalah seorang tabib ahli penyembuhan dan pengobatan  tulang. Pada tahun 1978 ninjutsu berhasil di publikasikan dan diajarkan  ke amerika oleh stephen k. hayes. Sejak saat itu ninjutsu menjadi cabang  beladiri yang paling banyak diminati.
Rabu, 25 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 


 


0 komentar:
Posting Komentar